Biasan hangat menyentuh asa
Kependaman yang kian membara
Seolah tak berdenting pada hasrat
Yang kini telah tiada
Secarcik kertas mengayun pilu
Bersama deburan halus angin
Merona hingga kecupan
Hanya untuk seorang
Dalam diam merajut angan
Hingga akhir yang tak kelam
Menjadikan serpihan butir pasir
Yang tak bisa untuk di genggam
Detak jantung berdegup
Seakan menanti kepediahan yang teramat
Keadaan hati menangkap perih
Saat tahu akan artinya kehidupan